Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bahaya Rokok Mengintai: Target Penurunan Perokok Anak di Indonesia Terancam Gagal

Minggu, 27 April 2025 | April 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-27T11:18:24Z
https://www.kinikita.xyz/
gambar: Ilustrasi



 Jakarta, 28 Juli 2023 — Dalam momentum Hari Anak Nasional, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar diskusi bertema “Hari Anak Nasional: Munculnya Ramalan Tentang Gagalnya Penurunan Prevalensi Perokok Anak di RPJMN 2020–2024”. Bertempat di Tebet, Jakarta Selatan, agenda ini mengupas risiko kegagalan pencapaian target penurunan prevalensi perokok anak di Indonesia.

Target Penurunan Perokok Anak di Indonesia Terancam Gagal


Diskusi yang berlangsung di Perpustakaan dan Ruang Temu Baca Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat (28/7), menyoroti pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Ia menyatakan bahwa salah satu target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, yakni menurunkan prevalensi perokok anak menjadi 8,7 persen, diperkirakan tidak tercapai.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok anak Indonesia masih berada di angka 9,1 persen. Kondisi ini menandakan lambatnya progres meskipun regulasi pengendalian rokok telah diupayakan.

CISDI: Regulasi Rokok Belum Maksimal


enurut Iman Zein, Project Lead for Tobacco Control CISDI, regulasi yang ada belum cukup efektif untuk menahan laju prevalensi perokok. Ia menyebutkan, kurangnya pelarangan total terhadap iklan, promosi, dan sponsor rokok menjadi salah satu penyebab utama.

Selain itu, Iman menyoroti bahwa peringatan kesehatan bergambar pada produk rokok masih di bawah standar WHO, serta pelarangan penjualan rokok batangan yang telah diamanatkan melalui Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2022 belum ditindaklanjuti secara optimal.

Data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 memperkuat kekhawatiran ini: hampir 72 persen anak usia 13–15 tahun di Indonesia membeli rokok batangan.

Risiko dan Harapan: Masa Depan Generasi Muda Indonesia


Dampak dari kegagalan menurunkan prevalensi perokok anak tidak bisa dianggap remeh. Jika tidak segera diatasi, Indonesia berpotensi kehilangan peluang emas dalam meraih bonus demografi akibat generasi muda yang terjerat adiksi rokok.

CISDI mendesak agar pemerintah segera mengeluarkan aturan turunan dari Undang-Undang Kesehatan yang baru, guna memperkuat pengendalian akses terhadap produk tembakau. Iman juga mengingatkan pentingnya partisipasi publik dalam penyusunan regulasi teknis ini.

Senada dengan CISDI, Ketua Forum Anak Jakarta, Dioniyoga Pratama, menegaskan bahwa masa depan anak Indonesia harus terbebas dari bahaya rokok. Ia berharap regulasi ketat segera diterapkan untuk memastikan generasi muda tumbuh sehat dan produktif.

Momentum Hari Anak Nasional: Refleksi untuk Perlindungan Anak


Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli menjadi refleksi penting untuk memperjuangkan hak kesehatan anak. Kenaikan prevalensi perokok anak merupakan peringatan serius bahwa perlindungan terhadap kesejahteraan anak perlu diperkuat.



Baca juga:

Referensi Resmi:  


Bahaya rokok terus mengintai anak-anak Indonesia. Dengan regulasi pengendalian yang belum optimal, target menurunkan prevalensi perokok anak di RPJMN 2020–2024 terancam gagal. Mari terus dukung upaya perlindungan anak dengan mengikuti perkembangan berita kesehatan lainnya.



×
Berita Terbaru Update